romantis

Passion Of Love – Chapter 6

SkkmSang Kupu-kupu Malam

 

Menanggapi komentar Unni Uchie Vitria di chapter sebelumnya, katanya dia masih suka mikirin Kim joon aka Choi seung hyun saat baca cerita ini, hahahhaaha jujur aja, aku juga masih mikirin Choi seung hyun dan yoon eun hye saat nulis Ben dan Fiona ini, wkwkkwkwkwk makanya, kali ini aku coba carikan Cast lain seperti di atas, kebetulan teman2 di wattpad juga minta Cast mereka. semoga cocok yaa jadi Ben dan Fiona.. hahhahahahah

*Remake Fansfic korea The passionnate of love -Banyak mengandung unsur dewasa-

 

Chapter 6

 

“Bagaimana rasanya?”  Ben bertanya pada Fiona tentang pasta yang ia masak pagi itu, menu sarapan mereka setelah bercinta.

Masak.?? Ben tak habis pikir dengan dirinya sendiri, Ia masak untuk wanita yang saat ini duduk di hadapannya. Memangnya siapa wanita itu? kenapa wanita itu bisa merubahnya menjadi sedikit mncair?? jujur saja, Ben tak pernah memperlakukan wanita seistimewa itu. Mengingat percintaannya semalam dengan Fiona membuat Ben heran dengan dirinya sendiri. Apa yang terjadi pada dirinya?

Ben selalu bercinta dengan wanita sekasar mungkin, karena Ben tak ingin melibatkan perasaan emosional. Ben juga tak sudi bercinta dengan mereka tanpa menggunakan pengaman. Tak pernah sekalipun ia bercinta dengan mencumbui seluruh tubuh anita-anita yaang penrah di tidurinya. Namun entah kenapa berbeda ketika dengan wanita di hadapanya saat ini. Ben amat sangat menginginkannya. Bahkan ia tak ingin menyentuhnya dengan pengaman. Padahal jelas-jelas Ben tau resikonya. Pada detik ini, Ben sadar jika ia sangat terobsesi dengan tubuh Fiona. Apa yang dimiliki wanita itu hingga mampu menariknya semakin dalam pada gairah yang sseakan tak bertepi??

“Emm.. rasanya enak, ternyata kamu pintar masak yaa..” jawab Fiona sambil menyuapkan pasta kedalam mulutnya lagi. Ben tersenyum miring, kini ia tau jika wanita di hadapannya cukup suka dengan pasta.

“Tentu saja.” Jawab Ben dengan datar. “Mulai hari ini pindahlah ke sini” tanpa basa-basi lagi Ben mengutarakan maksudnya.

Fiona tersedak seketika. Ia terbatuk-batuk sambil memuku-mukul dadanya. Ben kemudian berlari kearah Fiona dan menepuk-nepuk punggung wanita tersebut.

“Kamu kenapa? Minum ini.” Ucap Ben sambil dengan khawatir sambil menyodorkan segelas air putih untuk Fiona.

“Apa maksudmu Ben?” Tanya Fiona tajam setelah ia enakan.

“Apa kurang jelas? aku menyuruhmu pindah ke sini.” Ben menjawab dengan datar meski tak mengurangi kesan dingin dan tak ingin di tolak pada ekspresi wajahnya.

“Tapi kenapa aku harus pindah kesini..?”

“Kamu milikku, ingat.” Fiona membelalakkan matanya. “Aku sudah menebusmu. Jadi sekarang kamu milikku.” Lanjut Ben lagi dengan kearoganannya.

“Apa?? Tapi aku tidak menyuruhmu untuk menebusku.”

“Tapi aku menginginkannnya.. aku ingin menebusmu dan memilikimu seutuhnya tanpa di sentuh lelaki lain.” Rahang Ben terlihat mulai mengeras, ia mulai terpancing oleh amarah. Ya,  karena Ben pada dasarnya adalah orang yang gampang sekali marah.

“Ben, Kamu bisa mencari wanita lain, kenapa harus aku?” Fiona  masih saja tak mau mengalah.

“Kamu pikir  aku bisa bergairah dengan wanita lain setelah aku bercinta denganmu malam itu, Hah?” Ben berdiri dengan sangar, membentak Fiona sambil menggebrak meja. Sedangkan Fiona sendiri terlihat  meringsut ketakutan. “Maafkan aku, aku hanya ingin kamu di sini, bersamaku.” Ben segera menurunkan nada bicaranya yang meninggi. Ia tak ingin membuat Fiona takut.

“Ba.. Baiklah.. tapi bagaimana dengan Kak Marsha? dia baru saja melahirkan, aku nggak bisa meninggalkannya sendiri.”

“Kamu jangan  khawatir, Aku sudah mengurusnya, dia akan kupindahkan ke apartemen yang lebih bagus, dan aku akan membayar seseorang untuk membantu dia dan merawat bayinya.” Ben menatap ekpresi terkejut dari Fiona yang entah kenapa itu membuat Ben semakin gemas.

“Ben, kamu nggak perlu melakukan semua ini untuk….”

“Aku akan melakukan semuanya untuk wanitaku.” Ben memotong kalimat Fiona dengan tegas.

Fiona terharu, Matanya berkaca-kaca. Ben mengusap pipi Fiona dengan lembut.“Sudahlah.. lanjutkan sarapanmu, lalu mari kita membereskan barang-barangmu.” Ucap Ben dengan lembut pada Fiona. Sedangkan Fiona hanya bisa mengangguk.

“Bagaimana perilakuku tadi malam? aku tidak kasar terhadapmu kan? kamu menikmatinya kan?” Ben mencoba menggoda Fiona, mencairkan suasana yang tadi sedikit menegang.

Lagi-lagi Ben tak habis pikir, Apa yang terjadi dengannya? bukannya biasanya ia yang selalu membuat suasana menjadi tegang? Ben menggelengkan kepalanya pelan, Ia benar-benar sudah gila.

“Ben…” Fiona menjawab sambil menundukkan kepalanya. Ben tau jika wanita itu sedang malu, Pipi Fiona bahkan terlihat merona merah. Dan itu membuat Ben kembali ingin mencumbui Fiona habis-habisan.

“Kenapa? apa kamu nggak pernah mendapatkan perilaku seperti itu dengan Klienmu?”

Fiona enggelengkan kepalanya. “Tak ada pelanggan yang memperlakukan seorang pelacur sehangat tadi malam, seistimewa itu.” Jawab Fiona masih dengan menundukkan kepalanya. Ada nada sedih yang dapat di rasakan oleh Ben pada suara yang baru saja terdengar dari bibir Fiona.

“Ya… memang…” Ben mengangguk dan menuju kearah Fiona. “Tapi aku akan memperlakukan Pelacur Pribadiku seperti itu. Seistimewa itu.” Lanjut Ben lagi, kali ini sambil menggendong pak sa tubuh Fiona menuju ke kamarnya.

Fiona hanya mampu memekik karena terkejut. Tapi kemudian cumbuan-cumbuan kecil dari Ben membuat Fiona luluh sambil sesekali terkikik geli. Keduanya kemudian kembali melakukan aktifitas panas seperti malam sebelumnya. Kembali saling mendesah dan mengerang seakan tak ada sesuatu apapun yang dapat menghentikan aksi mereka.

***

Fiona masih tak mengerti apa yang terjadi pagi ini. Baginya, semuanya terlalu cepat. Ben bersikap seolah-olah hubungan mereka berdua bukan hanya sebatas partner seks semata. Bahkan Ben seakan menunjukkan jika dirinya begitu bertanggung jawab pada hidup Fiona.

Kini Fiona berdiri di rumah kontrakannya yang sudah berantakan karena mereka akan pindah seperti apa yang sebelumnya di katakan Ben.

Marsha dan Bayinya akan pindah ke Apartemen yang lebih bagus, tetunya semua itu atas kemauan Ben. Sedangkan Fiona sendiri akan pindah dan tinggal seatap dengan Ben di Apartemennya.

Fiona sendiri masih tak mengerti apa yang ada dalam pikiran Ben. Kenapa Ben memilih dirinya?? Lalu mengajaknya tinggal seatap?? Lalu bagaimana jika hubungan mereka nanti berakhir? Hubungan? Fiona menggelengkan kepalanya cepat. Ingat Fi, Kau hanya buuh seksnya, tidak lebih. Pikir Fiona kemudian.

Tapi kemudian Fiona teringat akan kelembutan Ben tadi malam maupun pagi tadi, membuat diri Fiona seakan merasa di istimewakan. Apa ia memang istimewa untuk seorang Ben?? Ahh yang benar saja. Lagi-lagi Fiona tenggelam degan pikiran-pikirannya.

“Bagaimana? apa semua sudah beres?” Samar-samar Fiona mendengar suara berat milik Ben, kelihatannya Ben sedang berbicara dengan Marsha di ruang tengah. Astaga… bahkan suaranya saja mampu mendirikan bulu-bulu halus di tengkuk Fiona.

“Ya, tinggal sedikit lagi. Aku benar-benar berterimakasih padamu Ben.” jawab Marshaa sambil menyuggingkan senyum bahagianya. Ben terlihat menganggukkan kepalanya, sesekali tersenyum tipis. Astaga.. Sudah berapa kali Fiona melihatnya tersenyum itu pagi ini

“Heii.. kamu sedang apa? Sedang mikirin Ben??” Fiona tersentak kaget saat mendapati Marsha sudah berdiri tepat di hadapannya. Sedangkan Ben terlihat sedang berbicara dengan orang-orang dari  jasa angkut barang yang dia sewa.

“Tidak.” Jawab Fiona. Fiona tak ingin Marsha tau jika kini dirinya memng sedang benar-benaar memikirkan lelaki itu.

“Apa kamu yakin ini keputusan terbaik?” Marshaa terlihat sangat menghawatirkan Fiona.

“Entahlah Kak… aku nggak bisa membantahnya. Bagaimnapun juga dia sudah menebusku, dan itu tandanya aku sudah jadi miliknya”

Marsha menganggukkan kepalanya. “Bagaimana sikapnya terhadapmu?”

“Sejauh ini dia baik, itu saja..”

“Bagaimana dengan Angga?”

Mendengar nama itu Fiona membulatkan matanya seketika.  Astaga… ia benar-benar tlah melupakan lelaki itu sejak semalam. Apa Angga maasih sseti menunggunya di parkiran tempat kerjanya?? Ahh semoga saja tidak.  Pikir Fiona.

“Kak.. Aku harus segera menghubungi Kak Angga…”  Ucapu sambil bergegas keluar. Tapi baru saja berjalan beberapa langkah Fiona sudah menubruk dada bidang seseorang. Fiona kemudian mendongak ke atas dn melihat Ben sudah berdiri tegap dengan sepasang matanya yang tajam, mata tajam yang berbeda dengan mata lembut yang menatapnya tadi pagi. Apa yang terjadi?? Ada apa dengan Ben? “Ke..Kenapa??” Tanya Fiona dengan terpatah-patah karena ia sedikit takut menatapnya.

“Ada yang mencarimu di luar.” Jawab Ben dengan dengan nada dingin.

“Siapa?”

Ben tidak menjawab tapi malah meninggalkan Fiona begitu saja. Fiona benar-benar bingung dengan sikap Ben saat ini. Akhirnya Fiona keluar dan ia melihat Angga yang sedang berdiri di ambang pintu untuk menunggunya.

“Kak Angga..” Dengan spontan Fiona berlari memeluk lelaki di hadapannya tersebut. “Maafkan aku.. Astaga.. apa tadi malam Kak Angga menungguku??”

Angga mencoba menyunggingkan senyuman ramahnya.“Ya.. aku menunggumu hingga club di tutup. Ada apa? aku melihat kamu keluar dengan seorang lelaki, tapi aku tetap menungguu, tapi kamu teetap nggak balik lagi.”

“Emmm.. ceritanya panjang Kak.” Fiona bingung harus bagaimana menjelaskan pada Angga. Ia tak mungkin menjelaskan dengan gamblang masalah kebebasan yang di tukar dengan tubuhnya.

“Aku punya waktu untuk mendengarkan semuanya.” Angga mendesak.  Dan Fiona akhirnya menghela nafas panjang, ia memang harus meneritakan semuanya pada Angga.

Mereka kemudian duduk di bangku depan rumah kontrakan Fiona. Fiona lalu menceritakaan semua tentang ia dan Ben, tentang Ben yang sudah menebusnya dan juga tentang ia yang kini secara tidak langsung sudah menjadi milik seorang Benny Adrean.

Tampak Ekspresi keras yang di perlihatkan Angga. Padahal selama ini Angga tak pernah terlihat berekspresi seperti itu di hadapan Fiona. Kenapa?? Apa lelaki itu marah??

“Jadi kamu akan tinggal dengannya?”  Tanya Angga yang kemudian membuat Fiona menganggukkan kepalanya.

Tanpa di duga, Angga kemudian berdiri lalu melangkah masuk ke dalam rumah kontrakan Fiona, sedangkan Fiona sendiri secara spontan mengikuti Angga di belakangnya.

“Aku ingin bicara denganmu.” Ucap Angga dingin ketika ia berada tepat di hadapan Ben.

“Bicara saja.” Ben yang sedang duduk menanggapi dengan cuek tanpa menatap ke arah Angga sedikitpun.

“Aku ingin menebus Fiona kembali. Katakan berapa hargamu.” Kata Angga lagi dengan tegas.

Fiona hanya mampu ternganga. Apa kini Angga sedang menawar dirinya??

Ben yang tadi masih duduk santai kemudian Berdiri tepat di hadapan Angga, ia menatap angga dengan tatapan membunuhnya. “Carilah wanita lain.” Ucap Ben kemudian dengan nada tenang tapi penuh penekanan.

“Aku tak mau wanita lain.. aku hanya menginginkan…..”

“Aku juga hanya menginginkan Fiona.” Ben memotong kalimat Angga denga tegas.

Fiona kemudian maju, ia memeluk sebelah lengan Angga dan sedikit menyeretnya mundur, supaya ketegangan yang terjadi di antara keduanya sedikit mencair. “Kak, sudahlah, aku nggak….” kalimat Fiona terhenti ketika ia melihat tatapan mata Ben yang sudah menatap ke arah lengan Angga yang sedang di peluknya.

Tatapan itu begitu tajam, seakan mampu merobek apapun di hadapannya. Suasana di sekitar mereka pun menjadi semakin tegang. Seketika itu juga Fiona melepaskan rangkulan tangannya pada lengan Angga.

“Kita Pulang sekarang.” Ucap Ben dingin sambil menyambar lengan Fiona lalu menyeret Fiona keluar menuju ke dalam mobinya.. Angga sendiri hanya mampu memanggil-manggil nama Fiona karena Marsha terihat sedang mencegah tubuh Angga supaya tidak mengikuti Ben dan Fiona.

Fiona menatap Angga dan juga Marsha dari dalam mobil Ben. Dan itu membuat hatinya terasa sakit. Ia tidak ingin di pisahkan dengan Marssha ataupun Angga, tapi bagaimana lagi, ia sadar, kini dirinya merupakan milik dari seorang Ben, dan ia tak dapat memungkirinya. Mengingat nama Ben, Fiona takut saat melihat mata Ben yang penuh dengan amarah., apa yang akan di lakukan Ben nanti padanya?? Apa nanti Ben akan berlaku kasar padanyaa??

-TBC-

 

kinopoisk.ru

Fiona Adelia

 

jake madden

Benny Andrean

3 thoughts on “Passion Of Love – Chapter 6”

  1. Hahahahahahaha astaga kamu respon juga ya ma peekataan aku emang sich aku masih kebayang ama kim joon tapi ngeliat bule cakep ini langsug teralihkan
    Tetep sweet maskukin and sexy
    Face fiona lebih menantang disini

    Like

Leave a comment