romantis

Please Stay With Me – Chapter 1

PSWMPlease Stay With Me

 

Chapter 1

 

Tak ada sesuatu yang harus ku sesalkan tentang hidupku. Hidup yang kini kujalani adalah pilihanku. Aku adalah seorang wanita berusia 27 tahun yang kini berusaha menjadi istri yang baik untuk suamiku, Lelaki yang sudah bertahun-tahun lamanya kucintai. Lelaki yang sangat kukagumi sejak aku masih kecil.
Aku Andhara Carollina. Biasa di panggil Dara. Seorang wanita biasa yang tidak cantik dan tak memiliki kelebihan apapun. Aku hanya memiliki sebuah kesetiaan. Yaa… hanya kesetiaan, karena hingga usiaku menginjak angka 27, aku hanya mencintai seorang Lelaki. Lelaki itu tak lain adalah suamiku sendiri, Revano Ananda Putera, Mas Revan.
Kisahku bermula saat ada sebuah keluarga yang pindah rumah menjadi tetanggaku. Saat itu usiaku baru beranjak 10 tahun. Ibu sangat senang karena memiliki tetangga baru hingga hampir setiap hari kami selalu berkumpul bersama walau hanya sekedar ngobrol atau bermain.
Keluarga itu memiliki seorang puteri yang sebaya denganku. Dia bernama Rihana Adinda puteri, biasa dipanggil Hana. Hana gadis yang cantik dan sangat baik. Kami berteman baik hingga kini. Keluarga itu juga memiliki seorang putera yang amat sangat tampan, siapa lagi jika bukan suamiku, Mas Revan.
Mas Revan 3 tahun lebih tua terhadap kami. Tapi dia sangat baik. Dia menjadi kakak yangbaik untukku dan Hana. Hingga perasaan itu mengacaukan semuanya.
Aku tak tau sejak kapan itu dimulai, setiap hari aku akan selalu memikirkan Mas Revan. Tak jarang aku membuat alasan-alasan kecil hanya untuk bertemu dengannya. Perasaan itu semakin tumbuh dan semakin mengacaukanku. Aku merasakan perasaan sakit saat Mas Revan mengajak salah satu teman wanitanya main kerumah. Aku sedih saat Mas Revan mengatakan jika aku adalah adiknya. Aku benci pada teman-teman Hana yang ingin berkenalan dengan Mas Revan.
Ada apa ini..? Ada apa denganku..? dan aku baru tau jawabannya jika aku sudah Jatuh Cinta Terhadap Mas Revan. Aku mencintai sosok yang selama ini menemaniku. Tapi sayang, dia tak merasakan perasaan yang sama terhadapku. Cintaku bertepuk sebelah tangan dan aku harus terima itu.
Bertahun-tahun aku menutupi perasaan ini. Perasaan yang amat sangat menyiksa. Aku ingin mengakhirinya, tapi aku tak bisa. Hingga dua tahun yang lalu Mas Revan sendirilah yang memintaku untuk menjadi isterinya.
***
Aku merasakan perbedaan pada diri Mas Revan. Dia lebih dingin dan pendiam. Tidak seperti dulu yang selalu ceria dan menggodaku dan Hana. Hana juga merasakan hal yang sama. Akhirnya kami melakukan beberapa penyelidikan kecil.
Dan hasil penyelidikan itu berakhir 2 tahun yang lalu saat Hana menikah dengan seorang pria Bernama Mike, Mike ternyata adalah kakak dari wanita bernama Lita, Kekasih Mas Revan yang menghilang yang membuat Mas Revan menjadi dingin dan pendiam.
Lita ternyata tidak menghilang, Dia meninggal, Bunuh diri karena Hamil dan Mas Revan tak mau bertnggung jawab. Itu membuat Mike Marah, hingga Mike membalaskan dendamnya dengan menyakiti hati Hana. Tapi karena Cinta, mereka berdua dapat melaluinya. Hana bisa memaafkan Mike, Dan Mike bisa menerima kepergian Lita, Adiknya.
Tapi sepertinya itu tak berlaku untuk Mas Revan. Mas Revan amat-sangat terpukul. Wanita yang dicintainya yang sedang mengandung anaknya telah pergi meninggalkannya untuk selama-lamanya. Itu membuat Mas Revan seperti tak memiliki arti kehidupan. Dia sering berdiam diri, Menyendiri, melamun, terkadang mabuk berat. Dan setiap hari dia selalu menyempatkan diri untuk Pergi menemui Lita di makamnya.
Aku yang melihatnya merasa sangat sakit. Sakit yang teramat sangat. Lelaki yang kucintai Hancur karena wanita lain. Perasaan sedih dan cemburu menyeruak dihatiku, membuatku tak kuasa menahan tangis setiap malam.
Tante Emy, selaku mama Mas Revan terjatuh sakit. Jantung lemahnya kambuh. Saat itu yang ada didalam fikirannya hanyalah masa depan Puteranya yang seakan terlihat suram. Akhirnya tante Emy memaksa Mas Revan untuk segera menikah sehingga membuat pikirannya tenang, Dan calon istri Mas Revan tak lain adalah Aku.
Kenapa Aku..? Kenapa harus Aku..??
Tante Emy berkata jika dia sudah mengenalku sejak Kecil. Dia tau jika aku dapat membahagiakan Mas Revan, Aku wanita baik dan penurut jadi aku akan menjadi menantu yang baik pula untuknya. Jelasnya pada saat itu.
Dan Akhirnya, Mas Revan memintaku untuk menjadi isterinya.
Perasaanku saat itu tak karuan, senang bercampur sedih bingung dan lain sebagainya. Aku mencintainya dan dia memintaku untuk menjadi istriya. Walau karena terpaksa tentu saja aku menerimanya, aku tau Mas Revan Lelaki yang baik, aku mengenalnya sejak kecil, jadi aku yakin dia akan membuatku bahagia dan tak akan menyakitiku.
Hingga kini aku baru menyadari jika selama ini aku membohongi diriku sendiri, membohongi perasaanku sendiri. Aku sakit… aku tersakiti karenanya…
Sudah dua tahun kami menjadi suami istri, Tak ada pertengkaran berarti, tak ada juga kebahagiaan berarti. Rumah tangga kami berjalan dengan datar dan membosankan. Kami seperti dua orang asing yang tinggal dalam satu rumah. Tak saling bertegur sapa jika tak ada yang perlu dibicarakan.
Dia tak pernah menyentuhku. Sungguh ironis. Sudah dua tahun menikah tapi aku masih menjadi seorang perawan. Astaga… sampai kapan ini akan terus berlanjut…?
Perasaanku masih sama, bahkan mungkin akan semakin dalam. Rasa itu bertambah saat melihatnya sedang tertidur pulas dan damai, Rasa itu bertambah saat melihatnya mengenakan pakaian yang kupilihkan. Rasa itu semakin bertambah saat melihatnya menghabiskan masakanku meski dia tak pernah berkomentar apa itu enak atau tidak.
Dia dingin.. dingin tak tersentuh… tapi aku selalu berusaha supaya bia menjadi lebuh dekat dengannya.. Aku ingin memenangkan hatinya. Aku mencintainya, sangat mencintainya.
***
“Dara.. Apa yang Kau fikirkan Nak..? Sup mu sudah mendidih.” Suara tante Emy, ibu mertuaku mengagetkanku dari lamunan. Saat ini kami sedang berada di dalam Dapurnya, melakukan aktifitas sehari-hari sebagai seorang wanita. Kami sedang memasak bersama untuk makan malam. Kebetulan malam ini Hana dan Mike akan berkunjung kerumah.
“Ohh.. iya bu, Maafkan aku.” Kataku sambil mematikan Kompor.
“Apa Kau sakit..?”
“Tidak bu, hanya sedikit lelah saja.”
“Jangan terlalu kelelahan. Sudah, kembalilah kekamarmu, sebentar lagi mungkin Revan akan datang.”
“Baik Bu..” Dan akupun bergegas pergi kelantai dua. Sudah setengah tujuh malam, aku yakin Mas Revan akan segera sampai di rumah. Akupun bergegas membasuh wajah dan mengganti baju dengan pakaian yang lebih menarik. Mungkin tak akan menarik untuknya tapi tak apa-apa, setidaknya aku akan sedikit mencoba.
Aku mendengar Pintu kamar dibuka oleh seseorang, dan aku mendapati Mas Revan pulang dengan wajah dinginnya seperti biasa.
“Sudah pulang Mas..?” Tanyaku dengan menyunggingkan senyuman sambil berjalan kearahnya.
Dia hanya mengangguk seperti biasa. Kuraih Jas dan tasnya dan kutempatkan mereka di tempat biasa, sedangkan aku melihat dia seakan-akan Lelah. Dengan langkah lunglai sambil melonggarkan dasinya dia menuju keranjang.
Aku lantas bergegas kedalam kamar mandi menyiapkan air hangat untuknya. “Air hangatnya sudah siap, lebih baik Mas Revan segera mandi, biar nanti tidak terlalu dingin.” Dan lagi-lagi dia hanya diam, tak mengomentari perkataanku.
Akupun bergegas menyiapkan pakaian untuknya. Yaa… selalu seperti ini, aku selalu menghormatinya sebagai seorang suami.tapi dia tak pernah sekalipun menganggapku sebagai istrinya. Aku memang bodoh, kupikir mungkin dengan begini dia akan sedikit tersentuh terhadapku, tapi aku salah. Selama dua tahun aku menjalani semua ini, aku tetap berada di tempat yang sama, tempat yang tak pernah terlihat olehnya.
***
Tamu itupun datang. Hana dan Mike. Sedikit senang karena ketika kedatangan Hana Mas Revan akan sedikit bisa di ajak komunikasi.
“Haii… bagaimana kabarmu..?” Tanya Hana yang langsung menghambur kedalam pelukanku.
“Aku baik Hana. Kau sendiri..?”
“Aku sangat baik.” Jawabnya dengan penuh semangat. “Bagaimana hubungan kalian..?” lanjut Hana lagi, Hana memang selalu menanyakan hubungan kami. Karena hanya Hana yang tau bagaimana dinginnya hubunganku dengan Mas Revan.
“Masih sama.” Jawabku dengan sedikit menyunggingkan senyuman, memperlihatkan pada Hana jika aku tak apa-apa.
“Ohh astaga.. Dara…” lagi-lagi Hana memelukku. Aku tau dia mengasihiku lebih dari kakak nya sendiri. Orang yang paling bahagia saat melihat aku menikah dengan Mas Revan adalah Hana. Dari dulu dia memang berharap aku bisa bersatu dengan kakaknya.
“Sudahlah.. Ayoo masuk, Aku pikir kalian sudah lapar.”
“Tentu saja, kami memang sangat lapar.” Mike ikut menyahut. Dan kamipun tertawa bersama sambil menuju ke meja makan.
Disana Sudah ada Ayah dan ibu mertuaku. Dan juga Suamiku yang sudah menunggu kami. Akhirnya kami bergabung bersama mereka. Hari ini Hana tak membawa putera kecilnya, mungkin karena malam makanya lebih baik ditinggal saja bersama dengan neneknya –ibu Mike-.
Ketika makan, Hana banyak bercerita tentang kesehariannya, sedangkan Aku dan Mas Revan hanya saling berdiam diri.yaa memang seperti inilah, Hubungan kami benar-benar dingin. Kadang aku merindukan saat-saat Mas Revan perhatian denganku ketika aku masih kecil dulu. Dia yang selalu membantuku mengerjakan PR. Dia yang selalu menghajar anak-anak lelaki yang suka menggangguku. Dia juga yang suka memberikan tumpangan untukku ketika sekolah. Aku rindu masa-masa itu. Masa-masa dimana Mas Revan adalah sosok yang hangat dan ceria.
“Dara.. Dara.. Apa Kau mendengarkan kami..?” panggilan Hana itupun menyadarkanku dari lamunan.
“Ohh.. iyaa.. Maaf..” kataku sambil sedikit tersenyum malu.
“Sepertinya Kau banyak fikiran Nak, Apa Kau sakit..?” kali ini ibu yang bertanya.
“Tidak Bu, Aku baik-baik saja.”
“Ceritalah Dara, sepertinya memang ada yang mengganggu fikiranmu.” Kata Hana menimpali.
“Emm.. aku.. aku hanya sedikit merindukan ibuku..” kataku kemudian, yaa.. Aku memang sedang merindukan ibuku. Sudah sejak Setahun yang lalu Ibu pindah keluar Kota, dan aku merasa kesepian disini. Tak ada tempat untukku mengadu, meski saat ibu masih disini aku tak akan pernah mengadu atas perlakuan Mas Revan terhadapku.
“Besok kan minggu, Kau bisa meminta Revan untuk menantarmu, Kalian bisa menginap beberapa hari disana. Aku yakin Ibumu juga pasti merindukanmu.” Kata Ibu menyarankan.
“Saya akan berangkat sendiri Bu.. Mungkin Mas Revan masih lelah dengan pekerjaannya.” Jawabku kemudian. Tentu saja aku tak akan meminta dia untuk mengantarku. Dari ekspresi wajahnya saja dia terlihat enggan membicarakan tentang hal ini.
Dan akhinya kamipun melanjutkan makan malam kami bersama. Setelah makan malam selesai, semua keluarga berkumpud di ruang tengah, sedangkan Aku dan para pembantu tentunya membereskan sisa-sisa makan malam kami.
Jangan berfikir jika Tante Emy jahat seperti ibu tiri dan aku seperti upik abu, itu tidak benar. Berulang kali tante Emy melarangku untuk melakukan pekerjaan seperti ini tapi tentu saja aku tau diri. Tak ada yang bisa kulakukan untuk keluarga ini selain melakukan pekerjaan rumah tangga seperti sekarang ini.
Tante Emy sangat menyayangiku seperti anaknya sendiri. Tapi tentu saja dia tak tau bagaimana menderitanya aku saat ini ketika hidup berumah tangga dengan anaknya.
Sesekali aku melihat Kearah mereka dan tak sengaja mataku saling bertemu pandang dengan Mata mas Revan. Dan itu membuatku sedikit gugup. Tatapan matanya dingin.. sangat dingin, seakan-akan aku bisa membeku hanya dengan menatap matanya. Ada apa dengannya…???
Dan tanpa kusadari ternyata kini dia sudah berada di sebelahku. “Ada apa..? Ada masalah denganmu..?” Tanyanya kemudian.
Suara itu suara pertamanya yang kudengar hari ini… sedikit aneh mungkin, karena kami memang tak pernah bercakap-cakap jika tak penting. Dan apa ini..?? Dia menanyakan keadaanku..?? Setelah dua tahun menikah baru sekali ini dia menanyakan keadaanku.
“Tidak, Tak ada apa-apa denganku.” Jawabku dengan tersenyum manis terhadapnya.
“Kenapa Kau ingin kerumah ibu..?”
“Aku hanya merindukannya.”
“Aku akan mengantarmu besok.” Dan setelah kalimat itu, dia pergi begitu saja. Aku memandangnya dari belakang, memandang punggung gagahnya. Sedikit tersenyum sedikit senang karena dia sedikit memperhatikanku. Mungkin itu tadi permintaan ibunya atau mungkin itu permintaan Hana, jadi aku tak akan berharap banyak. Karena aku tau Aku tak memiliki harapan Lagi untuk dicintainya.
***
Sangat senang, itulah suasana hatiku pagi ini. Mas Revan benar-benar mengantarku kerumah Ibu. Meski masih dengan raut dinginya, tapi aku tak peduli, bukankah dia setiap hari memang bersikap seperti itu terhadapku..
“Sampai kapan Kau akan bertahan..?” Tanyanya yang sontak menyadarkanku dari angan-angan.
Aku memandangnya dengan tatapan tanda tanya. Apa maksud dari pertanyaan Lelaki ini..?
“Aku tau selama ini Kau kesakitan. Sampai kapan Kau bertahan menjadi Isteriku..?” Dan setelah pertanyaannya itu aku baru sadar jika dia menanyakan tentang hubungan kami.
“Kenapa Kau bertanya seperti itu Mas..?”
“Karena aku ingin Kau mengahiri semuanya.” Jawabnya Cepat. Dan itu benar-benar membuatku sakit. Air matakupun jatuh dengan sendirinya. Kenapa dia seperti ini terhadapku.. disini aku mencoba bertahan demi dirinya, tapi Dia malah ingi kau mengakhirinya.
“Apa Kau tau jika sampai kapanpun ini tak akan bagus untuk hubungan Kita..? Kenapa Kau memaksakan kehendak sampai sejauh ini Dara..?” tanyanya masih dengan tatapan luruh kedepan kearah jalan.
“Aku tidak memaksakan kehendak, Aku hanya bersedia menjadi istrimu, itu saja.” Dan akupun mulai terisak. Selalu seperti ini. Jika kami hanya berdua Mas Revan pasti akan menyudutkanku dan membuatku menyerah dengan pernikahan ini.
“Kenapa Kau tidak bersedia meninggalkanku..? Aku tau kita sama-sama tak bahagia dengan pernikahan ini. Kenapa Kau membuatnya jadi sesulit ini..?” Tanyanya lagi.
“Lalu kenapa Kau tak pernah belajar menerimaku sebagai istrimu Mas..? Kenapa..?”
“Kau tentu tau Apa alasanku, Aku mencintai wanita Lain.” Dan Jawabannya benar-benar menyakiti hatiku.
“Ya… Dan Wanita yang sudah pergi meninggalkanmu selamanya,”
“Itu bukan urusanmu.”
“Itu menjadi urusanku karena dia merebut paksa Separuh Jiwa orang yang kucintai.” Kataku kemudian yang sontak membuatnya menghentikan laju kendaraannya.
Mas Revan menatapku dengan Tajam. “Apa Yang kau bicarakan..?” Tanyanya kemudian.
“Aku mencintaimu Mas.. Selama ini aku mencintaimu, dan sampai kapanpun aku akan selalu mencintaimu.” Kataku kemudian. Lalu tanpa pikir panjang lagi aku meinggalkannya sendiri didalam mobilnya dengan tatapan bingung tak percayanya.
Yahh… setelah bertahun-tahun aku menyimpan perasaan ini akhirnya hari ini aku baru berani mengatakannya. Eksprsinya benar-benar sangat Terkejut. Aku tak sanggup menahannya sendiri. Terserah dia mau menerimaku atau tidak. Aku akan tetap bertahan demi Cintaku. Aku akan bertahan untuknya.. Untuk memenangkan hatinya…

__TBC__

 

10 thoughts on “Please Stay With Me – Chapter 1”

  1. revan masih aja gk bisa move on dia masih terbelenggu dengan masa lalu dalam penyesalan
    makanya bakal sulit buat menerima orang baru daa membuka hatinya kembali
    ujian buat dara sampai sejauh mana dia mampu bertahan

    Like

  2. Semangat ya kak dara… Ayo berjuang untuk dapetin cinta kak revan.. Untuk hasilnya nanti serahkan pada yang mennyatukan takdir kakak *kakakAuthormaksudnya heheehe

    Like

Leave a comment