romantis

Sweet in Passion – Epilog

wattpadsipSweet in Passion

#Epilog

Hari demi haripun berlalu, hingga tidak terasa sudah tujuh tahun Febby menjadi istri seorang Randy Prasaja. Randy yang dulunya hidup sebagai seorang selebritis kini berubah total. Dirinya kini menjadi seorang CEO dari perusahaan milik keluarganya, menggantikan sang ayah untuk meneruskan usaha keluarganya yang sudah turun temurun tersebut.

Randy lega dengan hal itu, karena kini dirinya tidak perlu repot-repot mengenakan pakaian untuk penyamaran lagi jika jalan-jalan bersama istri dan anaknya. Meski masih ada beberapa produser yang tertarik dengannya tapi Randy tetap menolak untuk masuk kembali dalam dunia pertelevisian.

Kegiatan Febbypun masih sama, dirinya kini masih menjadi dokter spesialis anak, meski terkadang ia juga mengajak putra pertamanya, Darren Prasaja, ikut ke rumah sakit menemaninya. Febby sangat bersyukur dengan keadaan yang dialaminya saat ini. Memikiki suami tampan yang menyayanginya dan juga putra yang lucu dan menggemaskan, hidupnya terasa sangat bahagia, terkecuali satu hal. Kakak kandungnya, Dea.

Saat ini Febby sedang berdiri menghadap sebuah kaca transparan yang didalamnya terdapat seorang wanita yang sedang memeluk guling sambil bernyayi-nyanyi. Wanita itu tidak lain adalah Dea, kakak kandung Febby yang kini sedang menjalani perawatan di sebuah rumah sakit jiwa.

Ya, Dea saat ini tengah gila karena di tinggal pergi oleh suami dan anaknya. Beberapa bulan yang lalu, Leo, suami Dea, mengalami kecelakaan saat menjemput putrinya pulang dari sekolah. Suami dan puterinya itupun tewas seketika di tempat kecelakaan tersebut, sedangkan Dea yang saat itu berada di rumah tidak dapat menerima kabar buruk tersebut, hingga pada akhirnya dirinya mengalami depresi berat hingga harus di masukkan kedalam rumah sakit jiwa.

“Bagaimana, apa kamu sudah menjenguknya?” tanya Randy yang kini sudah berdiri tepat di sebelah Febby.

Febby lalu mengangguk. “Ran, kapan dia bisa sembuh?” tanya Febby lirih masih dengan menatap ke arah kakaknya yang ada di dalam ruangan tersebut.

“Tenang saja, aku yakin dia pasti sembuh, walau mungkin butuh waktu yang lumayan lama.” jawab Randy kemudian. “Aku tidak menyangka jika kamu masih mengkhawatirkannya setelah apa yang sudah dia lakukan terhadapmu.”

“Dia tetap kakakku, walau dia pernah bersalah, tapi aku sudah memaafkannya.”

“Tapi mungkin Tuhan belum memaafkannya, mungkin ini akan menjadi sebuah pelajaran hidup bagi kita nanti kedepannya supaya bisa lebih baik lagi.” ucap Randy dengan bijak.

Febby mengangkat sebelah alisnya, lalu menatap Randy dan tersenyum simpul. “Sejak kapan kamu menjadi lelaki tua yang suka mengucapkan kata-kata bijak seperti tadi?”

“Aku belum tua,  dan apa kamu baru menyadarinya? Bukankah sejak dulu aku sudah bijak?”

“Bijak? hahaha yang benar saja.” kata Febby sambil tertawa mengejek. “Ayo kita pulang, mungkin Darren sudah telalu lama menunggu kita di rumah Mama.” Ajak Febby sambil menarik lengan Randy dan berjalan menjauhi ruang perawatan Dea.

“Hei, biarkan saja dia di sana, sementara itu kita bisa melakukan hal-hal yang dilakukan suami istri pada umumnya.” Randy berkata dengan nada sedikit menggoda.

“Hal-hal yang dilakukan suami istri pada umumnya?” Febby masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Randy. Tapi Febby kemudian membulatkan kedua bola matanya saat mengerti apa yang dimaksud Randy.

“Hei! Dasar! Apa kamu bisa menghilangkan otak mesummu itu sehari saja? Kamu mesum sekali!” teriak Febby sambil sesekali memukul lengan Randy dengan tasnya.

“Hei, hei, berhenti berteriak dan memukuliku.”

“Aku tidak peduli! Kamu lelaki paling mesum yang pernah kutemui.” Febby berkata masih dengan memukuli lengan Randy dengan tasnya sambil berjalan di lorong-lorong rumah sakit, sedangkan Randy sendiri hanya bisa terkikik dan berusaha menghindar dari pukulan-pukulan kecil istrinya tersebut.

Dan seperti itulah kehidupan rumah tangga mereka sekarang dan seterusnya. Akan selalu ada pertikaian-pertikaian kecil dalam rumah tangga mereka berdua. Febby sangat bahagia memiliki suami seperti Randy, meskipun Randy tidak jarang menggoda Febby hingga membuat Febby kesal dan marah, tapi itu seakan menjadi pupuk untuk membuat rasa cinta Febby terhadap suaminya tersebut tumbuh tinggi dan abadi selamanya.

Begitupun dengan Randy, Randy juga sangat bahagia memiliki Febby sebagai istrinya. Istri yang sama sekali tidak terbayangkan oleh pikirannya dahulu. Seorang dokter spesialis anak yang kaku dan membosankan, tapi Randy sangat mencintainya, bahkan Randy tidak yakin jika dirinya akan sebahagia seperti sekarang ini jika bukan Febby yang menemaninya dan menjadi istrinya.

 

 

–The End–

pendek aja yaa epilognya.. hahhahahaha wajar lah.. hahhahha oke makasih bgt buat yang udah baca dari awal sampai akhir, makasih bgt buat yang mau beli Pdfnya. aku bener-bener nggak nyangka ada yang mau beli. untuk yang pengen punya versi bukunya, jangan di hapus dulu dari library kalian yaa, mana tahu aku berminat cetak, hehhehe oke itu aja. jangan lupa baca juga cerita-ceritaku yang terbaru. aku tunggu vote dan komennya di cerita selanjutnya yaa.. *KissKiss

promo

8 thoughts on “Sweet in Passion – Epilog”

  1. Dea mndpt hkumannya jg,,, dgn dia mnjd gila… Jodoh emng gk ada yg mengira bakal dgn siapa sprti halnya Randy tdk mnygka bsa brsama Febby dan mencintainya malah pnya anak pula…snggh sngt mmbhgiakan.. Skli lg jodoh emng gk trduga hehehe

    Like

Leave a comment